Sunday, April 24, 2016

Indonesia Darurat Narkoba

Bahaya narkoba sudah terdengar waktu aku masih di sekolah SD atau SMP, tahunnya aku tidak begitu ingat karena itu sudah lumayan lama. Yang aku ingat waktu itu ada operasi penggiringan gajah di kawasan gunung Leuser di perbatasan Aceh dan Sumatera Utara.
Tak lama kemudian terdengar ditemukan ladang ganja oleh pasukan TNI / POLRI, kejadian tersebut awalnya hanya kejadian biasa bagi aku, apa lagi tak terdengar ada hukuman mati, seumur hidup, 20 tahun dan sebagainya. Maklum waktu itu aku masih di sekolah dasar, barangkali.
Seiring dengan berjalannya waktu, koran-koran mewartakan bahwa di Aceh sedang berlangsung Operasi Nila, katanya ini operasi khusus membasmi ganja yang katanya banyak terdapat di Aceh, tapi jujur saja aku belum pernah melihat ganja, kalau rokok aku ingat ada rokok Kisaran, Commodor, Jie Sam Soe, oh ya .... ada rokok namanya Ardath.
Merokok saja waktu itu setahun sekali di hari lebaran saja, maklum ada uang saku yang lumayan setiap hari raya. kalau yang namanya ganja baru lihat setelah aku selesai di SMA, itu pun sudah dilinting sama teman, rasanya enak tapi setelah beberapa isap kita langsung pening dan mual-mual hebat. Dada dan perut terasa sakit karena mulut tidak bisa muntah-muntah. Kejadian itu masih sangat aku ingat, bagaimana tidak dalam keadaan sangat pening hebat anehnya pikiran pun terbawa kemana-mana.
Begitulah tentang ganja yang pernah aku kenal, sama sekali rokok ganja itu sekarang menjadi issue nasional sampai-sampai semua meneriakkan "Say No For Drug", Ganja disebut juga Madat kalau aku tidak salah, ini sedikit menggelikan karena kampung yang aku tinggali namanya juga masuk dalam bertetangga dengan Kemukiman Madat.
Begitulah operasi nila berlangsung dengan alasan pemberantasan Ganja di Aceh pada waktu itu, pada tahun 1994 aku berangkat ke Pekanbaru, aku kembali di ingatkan teman disana agar jangan lupa membawa "sayur" istilah lain untuk Ganja, kalau anak Medan mintanya bukan Ganja tapi "Cimeng". Aneh juga, barang yang katanya sangat dibenci oleh negara punya banyak nama dan aliasnya.
Tahun 1998, aku ke Bandung. Setiap baru yang kenal aku dari Aceh pasti bertanya tentang Ganja, aku jadi geli sendiri mengapa Ganja yang bisa membuat tidak nyaman bila di konsumsi justeru banyak peminatnya, malah di Bandung ini aku melihat perempuan pun banyak yang tidak asing dengan yang namanya Ganja, apakah mereka mereka juga penggunanya ?  Wallahu'alam.
Mengapa Indonesia Darurat Narkoba ? bukankah bila benar Operasi Nila oleh TNI/POLRI sejak puluhan tahun yang lalu, seharusnya menjadi tidak ada lagi barang haram itu sekarang ? Faktanya memang begitu, dulu setiap mendengar Aceh pasti mereka bertanya tentang ganja hari ini ini masih juga seperti itu. Sekara, Ganja sudah banyak ditemukan di luar Aceh, Medan, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, sejak di Bandung aku juga mendengar ada di Cikajang, Sukabumi, Bekasi dan banyak lagi.
Inikah yang menyebabkan Indonesia Darurat Narkoba ?
Ternya Narkoba disukai siapa saja, Indonesia adalah pasar paling disukai para bandarnya, soalnya di negeri ini pemberantasan Narkoba terhambat urusan kolusi antara pemilik, pengedar, pengguna dan aparat negara juga. Bayangkan Narkona dikendalikan dari penjara, anggota TNI terlibat peredaran Narkoba, sipir penjara banceuy bandung ditangkap karena menjadi kurir Narkoba, Perwira TNI, Polisi bahkan kepala daerah juga tidak mau tertinggal, malah ikut menjadi pemakai Narkoba.
Aneh ? menurut aku tentu saja tidak, sederhana saja. "Bila suatu masalah tidak kunjung selesai, omong kosong bila tidak ada yang bermain-main didalam permasalah itu sendiri".
Narkoba diburu polisi tapi polisi juga ikut mengkonsumsi. Terlibat kasus narkoba bisa dipenjara tapi narkoba bisa di perjualbelikan dari / dan dalam penjara. Perwira TNI adalah soko guru bagi prajuritnya juga doyan mengkonsumsi Narkoba. Negeri sesungguhnya bukan dalam status "Indonesia Darurat Narkoba" melainkan "Indonesia Surga Terindah Bagi Pebisnis Narkoba".